SELAMAT DATANG di BALAI PENYULUH PERTANIAN (BPP) KECAMATAN KILO KAB. DOMPU (bppkilo2020@gmail.com)

Kamis, 26 Maret 2020

TUMPANG SARI PADI DAN JAGUNG

TUMPANG SARI PADI DAN JAGUNG

1. Latar Belakang


Kabupaten Dompu memiliki Lahan kering berpotensi menghasilkan bahan pangan yang cukup dan bervariasi, dak hanya padi gogo tetapi juga jagung dan kedelai, bila dikelola menggunakan teknologi efekf dengan strategi pengembangan yang tepat. Pola tanam yang dikembangkan di lahan kering harus memperhitungkan tenggang waktu antara panen dan tanam yang sesingkat-singkatnya sehingga memungkinkan untuk meningkatkan intensitas tanam. Pola tanam di lahan kering dengan menerapkan sistem tanam tumpangsari lebih produkf karena pada pola tanam ini populasi tanaman lebih banyak dan beragam. Dengan sistem tanam tumpangsari dapat mengurangi resiko kegagalan panen atau kerugian salah satu tanaman serta mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan usahatani. Sistem tanam tumpangsari dapat juga dilakukan di lahan sawah pada musim kemarau (MK I/MK II), yaitu dengan memperbaiki pola tanam palawija secara monokultur menjadi tumpangsari padi gogo dan jagung, padi gogo dan kedelai atau kedelai dan jagung.

2. Jenis Variates Padi dan Jagung

Varietas padi dan jagung dengan jarak tanam lebih rapat dan kondisi air terbatas, perlu menggunakan varietas yang memiliki karakterisk :
(a) Toleran terhadap naungan, 
(b) Toleran terhadap keterbatasan air/kekeringan, dan
(c) Tahan terhadap blas (khusus pada lahan kering) serta (d) memiliki bentuk daun jagung lancip.

1. Pengolahan Tanah

Untuk lahan sawah, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan olah tanah minimum (OTM) atau tanpa olah tanah (TOT) dengan membersihkan lahan dari tunggul jerami dan rumput, menggunakan herbisida pra tumbuh. ° Pada lahan kering, sebelum turun hujan, tanah diolah dengan cangkul atau garpu, diratakan.

2. Penanaman

  • Setelah terjadi hujan 3 kali atau tanah dalam kapasitas lapang, dilakukan tanam padi secara tugal atau dengan alat tanam ATABELA atau Drum Seeder, 10 hari kemudian tanam jagung dalam tumpangsari dengan padi.
  • Sistem tanam padi 4 baris dengan jarak tanam (20 cm x 10 cm) x 100 cm, populasi tanaman mencapai sekitar 250.000 rumpun/ha. Jagung ditanam dengan sistem tanam 2 baris (double row) dengan jarak tanam (40 cm x 15 cm) x 160 cm, populasi tanaman mencapai sekitar 66.650 tanaman/ha
  • Jarak antar tanaman 50 cm
  • Barisan tanaman sebaiknya searah matahari, agar memperoleh cahaya matahari yang maksimal.
  • Kebutuhan benih padi sebanyak 50 kg/ha dengan 3-5 biji per lubang, dan kebutuhan benih jagung sebanyak 20 kg/ha dengan 1 biji per lubang

5. Pemupukan
  • Pemupukan menggunakan rekomendasi untuk jagung, sedangkan tanaman padi memperoleh manfaat dari pemupukan jagung. Menerapkan kaidah pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT), melipu : F. Pengendalian Hama Dan Penyakit °
  • Dosis pupuk yang digunakan adalah 300 kg Urea/ha + 250 kg Ponska/ha + 1 ton pupuk organik/ha.
  • Cara pemupukan padi gogo + jagung : 1/3 bagian dosis pupuk Urea dan seluruh dosis pupuk Ponska diberikan setelah tanaman tumbuh berumur + 10 hari, kemudian 2/3 bagian dosis pupuk Urea sisanya diberikan setelah tanaman berumur 35 hari. Pupuk organik diberikan setelah tanam sebagai penutup lubang tanam padi dan jagung.

6. Pengendalian Gulma 

Pengendalian gulma secara manual, mekanis atau herbisida pra tumbuh (1 mst) dan pasca tumbuh (2 mst). Penyiangan I umur + 15 hari dan penyiangan II umur + 25 hari.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit 
  • Pengelolaan/pemilihan varietas yang tepat, pengelolaan kultur teknis dan pengendalian biologis. °
  •  Penggunaan pessida dilaksanakan bila populasi hama melampaui batas ambang kendali.

8. Panen
  • Panen dilakukan pada saat matang fisiologis, yaitu untuk padi gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning; untuk jagung bila biji telah mengeras dan membentuk lapisan hitam 50% dan klobot sudah mengering . 
  • Panen padi dapat dilakukan secara manual atau mekanisasi menggunakan combine harvester, sedangkan jagung dilakukan secara manual. ° 
  • Pengelolaan/pemilihan varietas yang tepat, pengelolaan kultur teknis dan pengendalian biologis. ° 
  • Penggunaan pessida dilaksanakan bila populasi hama melampaui batas ambang kendali. ° 
  • Gabah dan tongkol yang dihasilkan dikeringkan dengan dryer atau dijemur hingga mencapai kadar air sekitar 15%, dan untuk tongkol jagung dilakukan pemipilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARAP MEMBERIKAN MASUKAN YANG POSITIF